Penangkapan hiu dogfish (Squalus acanthias) di lepas pantai Taiwan
menuntun kepada temuan baru. Hiu pigmi seukuran telapak tangan manusia
ini telah membantu para ilmuwan memahami asal-usul spesies hiu
berpendar.
Sejumlah spesies hiu yang tinggal di laut dalam diketahui bisa
memancarkan cahaya (bioluminescence). Mereka memiliki organ khusus di
samping-bawah tubuhnya yang bisa berpendar.
Sebuah penelitian terbaru tentang hiu pigmi menunjukkan kemampuan hiu
laut dalam mengendalikan pendaran cahaya berawal dari evolusi nenek
moyang hiu laut dangkal. Hiu pigmi adalah jenis hiu yang hidup di
habitat laut dangkal.
“Bioluminescence tetap menjadi hal paling misterius dalam biologi
ikan hiu,” kata Julien Claes dari Catholic University of Louvain di
Belgia, yang memimpin penelitian. Temuan ini diterbitkan dalam jurnal
Experimental Biology.
Menurut Claes, saat ini ada lebih dari 10 persen spesies hiu yang
mampu memancarkan cahaya. Para ilmuwan menyebut cahaya ini sebagai
“kontra-pencahayaan” dalam misi kamuflase. Sebab, tanpa cahaya itu,
mangsa yang berada di bawah justru dengan mudah melihat tubuh hiu yang
tampak seperti siluet karena terpaan cahaya matahari dari langit.
Penelitian sebelumnya menunjukkan hiu lentera menggunakan
kemampuannya berpendar untuk berkomunikasi. Dinamakan hiu lentera karena
pendaran cahaya pada hiu ini mirip pada lampu tradisional masyarakat
Cina.
Dengan memproduksi hormon prolaktin, hiu dapat menunjukkan semburan
cahaya biru. Cahaya itu mereka gunakan untuk berkomunikasi satu sama
lain dalam air gelap yang minim petunjuk visual.